Jumat, 06 Maret 2015

Gejala Suara Setan: Mangajar Untuk Tidak Mengakui Dosa

                Suara Setan membuat kita tidak mau mengakui dosa. Setelah kita berbuat dosa, Setan akan mengajarkan kepada kita bahwa berbuat dosa itu lumrah, tidak ada apa-apa, banyak orang yang juga melakukan, bukan hanya kita seorang diri saja.
                Ketika kita sedang susah, Setan memberikan perasaan kesepian kepada kita, tetapi ketika berbuat dosa, Setan memberikan perasaan masal kepada kita. Kita seolah-olah disadarkan bahwa kita tidak seorang diri saja. Inilah ilmu psikologi dari Setan. Ketika kita susah, Setan mengajarkan kita sebagai orang yang paling susah di seluruh dunia. Lalu Setan mengajarkan, daripada terlalu susah, lebih baik bunuh diri saja. Tetapi ketika kita sedang berbuat dosa, Setan selalu membisikan bahwa kita tidak seorang diri. Yang berbuat dosa seperti kita banyak, sehingga kita termasuk mayoritas. Lalu, kita mulai mencari tahu, dan akhirnya banyak informasi diberikan, ada pendeta yang homoseks, ada majelis yang lesbian, dan dapat berteriak “Puji Tuhan, saya tidak kesepian, banyak memiliki teman”.
                Suara Setan secara keseluruhan mengakibatkan hidup kita akan semakin mirip dengan dia, yang najis, tidak suci, jauh dari Tuhan, menghina firman dan mencela, menghina, mengejek Kristus di kayu salib, serta menghindarkan diri dari kekudusan Roh sambil dengan berani memakai nama Roh Kudus.


(Pdt. Dr. Stephen Tong: Roh Kudus, Suara Hati Nurani dan Setan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar