Suara Setan dapat diketahui dengan melihat dampak meragukan firman Allah. Rene Descartes, seorang filsuf Perancis, mengatakan bahwa keraguan memiliki dua penyebab. Sebelumnya orang tidak terlalu mengerti akan "keraguan". setelah Descartes, keraguan mulai dimengerti dengan lebih teliti. Keraguan ada yang dimotivasikan oleh keinginan untuk percaya, tetapi mengalami kesulitan, sehingga mengakibatkan keraguan. sebagian lagi keraguan timbul karena memang mau meragukan.
Setan memberikan keraguan, sehingga kita semakin lama semakin tidak percaya kepada firman Tuhan. Keraguan demikian pasti adalah keraguan dari Setan. Dalam keraguan yang dikerjakan oleh setan ini, terdapat dua proses yang ia garap: (1) memutlakkan yang salah dan (2) merelatifkan yang benar. Hal ini dapat segera jelas terlihat di kejadian 3. Ketika Allah berkata: "Jangan makan, pada hari engkau makan, engkau pasti mati," maka Setan merelatifkan dengan mengatakan bahwa belum tentu akan mati. Sesuatu yang Allah pastikan, kini tidak dikonfirmasikan, malahan diragukan. Bahkan ketika Adam makan dan kelihatan tidak mati, itu seolah menjadi konfirmasi hal yang salah. Akibatnya, manusia meragukan suara Allah dan memutlakkan suara Setan.
(diambil dari buku Memontum: Roh Kudus, Suara Hati Nurani dan Setan - Pdt. Dr. Stephen Tong)
Kamis, 28 November 2013
Gejala Suara Setan: Mengacaukan Kebenaran
Jikalau sesuatu hal terlihat berusaha untuk mengacaukan kebenaran, maka di belakang gagasan itu pasti suara setan yang bekerja untuk mencapai tujuan yang tidak benar. Suara Setan adalah suara yang mengacaukan pengertian akan kebenaran. Inilah yang selalu dikerjakan oleh Setan. Setan berusaha mengacaukan status, mengacaukan ordo-ordo yang ditetapkan oleh Tuhan di dalam alam semesta.
Maka pengacauan untuk mengeluarkan kita dari kesalahan adalah hal yang sangat penting. Ketenangan di tengah-tengah kesalahan adalah hal yang sangat merugikan. dalam hal inilah, banyak gereja tidak merasa ada kekacauan, karena mereka menikmati ketenangan di tengah kesalahan. Maka, kalau mendengar seminar atau membaca buku seperti ini, mereka merasa celaka, karena nanti gereja dapat kacau. Maka tidak heran banyak orang yang merasa lebih baik tenang di dalam kesalahan ketimbang terjadi kekacauan oleh karena kebenaran.
(diambil dari buku Momentum: Roh Kudus Suara Hati Nurani dan Setan - Pdt. Dr. Stephen Tong)
Maka pengacauan untuk mengeluarkan kita dari kesalahan adalah hal yang sangat penting. Ketenangan di tengah-tengah kesalahan adalah hal yang sangat merugikan. dalam hal inilah, banyak gereja tidak merasa ada kekacauan, karena mereka menikmati ketenangan di tengah kesalahan. Maka, kalau mendengar seminar atau membaca buku seperti ini, mereka merasa celaka, karena nanti gereja dapat kacau. Maka tidak heran banyak orang yang merasa lebih baik tenang di dalam kesalahan ketimbang terjadi kekacauan oleh karena kebenaran.
(diambil dari buku Momentum: Roh Kudus Suara Hati Nurani dan Setan - Pdt. Dr. Stephen Tong)
Senin, 30 September 2013
Iman Yang Hidup dan Iman Yang Sakit
Pertama: orang-orang Kristen yang memiliki iman yang hidup merasa yakin bahwa mereka akan aman dan terpelihara, sekalipun menghadapi berbagai pencobaan dan godaan. Meskipun kadang-kadang mereka masih berbuat dosa dan berbuat banyak kesalahan, Allah akan menjaga mereka. Mereka bersandar pada Yesus untuk pengampunan dosa mereka dan mendapatkan kekuatan untuk hidup yang lebih baik. Mereka berdiri dengan tegak bukan karena kekuatan mereka sendiri, tetapi karena kuasa yesus.
Kedua: orang-orang Kristen yang memiliki iman yang hidup terus membuat kemajuan dalam hal-hal rohani. Mereka tidak berhenti bertumbuh secara rohani. Mereka menjadi orang kristen yang semakin lama semakin baik, semakin menyerupai Yesus Kristus dalam karakter dan pikiran.
Ketiga: orang-orang kristen yang memiliki iman yang hidup berdiri tegak menghadapi godaan. ketika keyakinan mereka akan Yesus diuji, ketika mereka digoda untuk meninggalkan Kekristenan, ketika dosa begitu kuat, mereka memandang kepada Yesus Kristus. Mereka mempercayai Yesus Kristus yang telah menderita untuk menyelamatkan mereka.
Keempat: orang Kristen yang memiliki iman yang hidup didalam Yesus Kristus terus-menerus dikuduskan. Orang-orang percaya bersandar pada apa yang telah Yesus Kristus lakukan bagi mereka. Mereka mengerti bahwa Kristus telah mati untuk menjadikan bahwa Kristus bagi mereka.
(diambil dari buku "Kebangunan Rohani Pribadi (The Christian's Inner Life)" - Octavius Winslow)
Kedua: orang-orang Kristen yang memiliki iman yang hidup terus membuat kemajuan dalam hal-hal rohani. Mereka tidak berhenti bertumbuh secara rohani. Mereka menjadi orang kristen yang semakin lama semakin baik, semakin menyerupai Yesus Kristus dalam karakter dan pikiran.
Ketiga: orang-orang kristen yang memiliki iman yang hidup berdiri tegak menghadapi godaan. ketika keyakinan mereka akan Yesus diuji, ketika mereka digoda untuk meninggalkan Kekristenan, ketika dosa begitu kuat, mereka memandang kepada Yesus Kristus. Mereka mempercayai Yesus Kristus yang telah menderita untuk menyelamatkan mereka.
Keempat: orang Kristen yang memiliki iman yang hidup didalam Yesus Kristus terus-menerus dikuduskan. Orang-orang percaya bersandar pada apa yang telah Yesus Kristus lakukan bagi mereka. Mereka mengerti bahwa Kristus telah mati untuk menjadikan bahwa Kristus bagi mereka.
(diambil dari buku "Kebangunan Rohani Pribadi (The Christian's Inner Life)" - Octavius Winslow)
Rabu, 29 Mei 2013
Prihatin terhadap Jiwa-jiwa yang belum Diselamatkan (2)
Justru jika tidak mempunyai kesedihan semacam demikian, kerohanian kita tidak pernah maju. Orang-orang yang dekat dengan kita tidak akan mendapatkan faedah apapun. Untuk apa Saudara marah? Untuk apa Saudara menangis? Kita hanya menangis karena kurang cantik atau cepat menjadi tua. Kita menangis karena tidak ada uang. Kita sedih karena diejek orang lain.
Tangisan dan kesedihan semacam itu tidak pernah dialirkan oleh Yesus Kristus. Jesus never cry for himself. Yesus tak pernah menangisi keadaan diriNya yang susah. Paulus pun tidak. Nabi Yeremia disebut sebagai nabi yang penuh dengan air mata, namun tidak ada satu tetes air matanya yang dialirkan bagi dirinya sendiri. Yeremia mengalirkan air mata melihat bangsanya yang tidak mengenal Tuhan. Dia mengalirkan air mata melihat orang-orang berdosa melawan hukum-hukum Tuhan. Yeremia menangisi orang lain. Demikian pula Yesus Kristus. Saya berharap Saudara juga demikian.
(diambil dari buku "Mengetahui Kehendak Allah" - Pdt. Dr. Stephen Tong)
Tangisan dan kesedihan semacam itu tidak pernah dialirkan oleh Yesus Kristus. Jesus never cry for himself. Yesus tak pernah menangisi keadaan diriNya yang susah. Paulus pun tidak. Nabi Yeremia disebut sebagai nabi yang penuh dengan air mata, namun tidak ada satu tetes air matanya yang dialirkan bagi dirinya sendiri. Yeremia mengalirkan air mata melihat bangsanya yang tidak mengenal Tuhan. Dia mengalirkan air mata melihat orang-orang berdosa melawan hukum-hukum Tuhan. Yeremia menangisi orang lain. Demikian pula Yesus Kristus. Saya berharap Saudara juga demikian.
(diambil dari buku "Mengetahui Kehendak Allah" - Pdt. Dr. Stephen Tong)
Prihatin terhadap Jiwa-jiwa yang belum Diselamatkan (1)
Kemanakah jiwa-jiwa manusia akan pergi? Jiwa-jiwa itu menuju sorga atau neraka? Menuju kepada bahagia yang kekal atau menuju kepada kegagalan yang tidak mungkin diperbaiki lagi? Pada waktu kita melihat bangsa kita yang masih berada didalam dosa, apakah Saudara tidak mempunyai suatu perasaan prihatin kepada mereka? Paulus menulis. "Aku mengatakan kebenaran dalam Kristus, aku tidak berdusta. Suara hatiku turut bersaksi dalam Roh Kudus bahwa aku sangat berdukacita dan selalu bersedih hati. Bahkan aku mau terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku secara jasmani." (Roma 9:1-3)
Jikalau kita boleh diselamatkan, maka meskipun Paulus harus terpisah dari Kristus, ia rela. Paulus rela menerima kutukan. Paulus rela masuk neraka jika dengan jalan itu ia bisa menjadikan orang-orang yang dikasihinya menjadi orang Kristen yang masuk ke dalam sorga. Paulus rela dipisahkan dari Kristus. Paulus rela dikutuk kalau itu mengakibatkan orang lain diselamatkan. Inilah satu dukacita yang luar biasa. Inilah satu kesedihan yang amat berharga.
(diambil dari buku "Mengetahui Kehendak Allah" - Pdt. Dr. Stephen Tong)
Jikalau kita boleh diselamatkan, maka meskipun Paulus harus terpisah dari Kristus, ia rela. Paulus rela menerima kutukan. Paulus rela masuk neraka jika dengan jalan itu ia bisa menjadikan orang-orang yang dikasihinya menjadi orang Kristen yang masuk ke dalam sorga. Paulus rela dipisahkan dari Kristus. Paulus rela dikutuk kalau itu mengakibatkan orang lain diselamatkan. Inilah satu dukacita yang luar biasa. Inilah satu kesedihan yang amat berharga.
(diambil dari buku "Mengetahui Kehendak Allah" - Pdt. Dr. Stephen Tong)
Selasa, 28 Mei 2013
Kecenderungan Untuk Tidak Bijak Dalam Memilih Teman
Dalam kitab Amsal
ada sejumlah besar tema tentang persahabatan dan pengaruh orang lain terhadap
kita dan tingkah laku kita Remaja sering kali naif dan tidak bijak terhadap
memilih teman. Kitab Amsal mengatakan lebih jauh lagi, yaitu berjalanlah dari
sisi yang lain! Persahabatan itu sangat penting. Seseorang dikenal melalui
teman-teman yang dia miliki. Tidak mungkin seseorang tidak dipengaruhi oleh
teman-temanya. Namun remaja umumnya mengangap mereka tidak akan terpengaruh dan
akan merespons kekhawatiran kita dengan, ”Aku bisa menjaga diri”
Kita harus
melakukan pendekatan dengan kepekaan dan kasih yang penuh kesabaran dalam
percakapan seperti ini. Remaja cenderung menjadi sensitif dan protektif ketika
pada diskusi tentang teman-teman mereka. Seolah-olah peraturan operasionalnya
adalah ”Menolak teman-temanku berarti menolak aku.” Sebagai orangtua kita harus
berhati-hati dalam cara kita dalam melakukan percakapan semacam ini. Jangan
melemparkan ejekan dan pembunuhan karakter. Tujuan Anda haruslah membawa anak
remaja Anda keluar dari emosi dan komitmen hubungan itu agar mendapatkan
kesempatan untuk melihatnya secara teliti, jujur, dan alkitabiah. Mereka tidak
akan melakukan ini tanpa pertolongan anda. Tetapi memang benar bahwa mereka
tidak akan melakukanya apabila Anda, dalam ketakutan Anda, telah secara
emosional merendahkan hubungan yang berharga bagi mereka.
(Diambil dari
buku ”Masa Penuh Kesempatan”-Paul David Tripp)
Arah Hidup Untuk Mencari Allah
Kalau manusia
dicipta bagi Allah, maka arah hidup kita harus menuju ke atas, bukan ke bawah. Barangsiapa yang memuaskan hidupnya
hanya kepada sesuatu yang dari bawah,
maka dia akan merasa kosong, dahaga dan lapar untuk selama-lamanya. Barangsiapa
yang berusaha hidup memuaskan diri dari yang atas dia akan mendapatkan kepuasan
yang sejati, Alkitab berkata: bukalah mulutmu besar-besar, Aku akan
mengisinya.” dan ”Berbahagialah mereka yang dahaga dan lapar akan kebenaran,
karena mereka akan dikenyangkan.” Disini Alkitab dengan jelas mengajak kita
untuk mengarahkan hidup secara terbuka kepada pencipta kita.
Dua ribu tiga
ratus tahun yang lalu, Plato pernah mengajar dalam filsafatnya bahwa
sebagaimana burung-burung kecil membuka mulutnya untuk menunggu makanan dan
sesudah mereka besar mereka mencari makanan adalah sesuatu hal yang alamiah,
demikian pula manusia membuka mulut berseru kepada Tuhan dan mencari Allah,
juga merupakan sesuatu hal yang wajar secara spritual.
(diambil dari
buku ”Mengetahui Kehendak Allah” – Pdt. Dr. Stephen Tong)
Pemberontakan Remaja (2)
Pada saat yang sama, pergumulan antara pemberontakan dan ketaatan ini menjadi konteks yang didalamnya serangkaian isu-isu yang kritis dari Alkitab dapat dibahas, diterapkan dan ditanamkan. Kebenaran-kebenaran alkitabiah yang berhubungan dengan otoritas, menabur dan menuai, natur dari kebenaran dan kesalahan, hikmat dan kebodohan, hukum dan anugerah, pengakuan, pertobatan, pengampunan, dan natur serta fungsi dari hati semuanya terbuka lebar di tengah momen-momen krusial dari ketaatan dan pemberontakan. Orangtuan yang matanya tertuju kepada kesempatan akan menemukan banyak sekali pintu yang terbuka untuk membahas isu-isu tentang iman yang alkitabiah di dalam kehidupan anak-anak remaja.
(Diambil dari buku "Masa Penuh Kesempatan" - Paul David Tripp)
(Diambil dari buku "Masa Penuh Kesempatan" - Paul David Tripp)
Pemberontakan Remaja (1)
Cerita-cerita tentang pemberontakan yang terang-terangan dan kasar merupakan salah satu alasan yang membuat para orang tua takut terhadap masa remaja dan anak-anak mereka. Pikirkan bahwa anak yang tadinya begitu manis akan berubah menjadi pemimpin kelompok anak-anak nakal yang melakukan tindak kekerasan adalah mimpi terburuk setiap orang tua. Kita harus mengevaluasi kembali pemikiran bahwa pemberontakan anak-anak remaja akan terjadi secara otomatis. Pada saat yang sama, kita juga harus menyadari bahwa inilah usia ketika anak ingin mendobrak batasan-batasan, ketika pencobaan begitu banyak, dan ketika hubungan antar remaja tidak selalu mendorong munculnya tingkah laku yang benar.
Ada keinginan-keinginan yang telah menyebabkan seorang remaja begitu rentan terhadap pencobaan untuk memberontak: yaitu keinginan untuk menjadi individu dan berpikir bagi dirinya sendiri, keinginan untuk bebas, keinginan untuk mencoba hal-hal yang baru, keinginan untuk mencoba batasan-batasan yang ditentukan, keinginan untuk memegang kendali, keinginan untuk membuat keputusan sendiri, keinginan untuk menjadi berbeda, keinginan untuk menyesuaikan diri, dan keinginan untuk diterima.
(diambil dari buku "Masa Penuh Kesempatan" - Paul David Trip)
Ada keinginan-keinginan yang telah menyebabkan seorang remaja begitu rentan terhadap pencobaan untuk memberontak: yaitu keinginan untuk menjadi individu dan berpikir bagi dirinya sendiri, keinginan untuk bebas, keinginan untuk mencoba hal-hal yang baru, keinginan untuk mencoba batasan-batasan yang ditentukan, keinginan untuk memegang kendali, keinginan untuk membuat keputusan sendiri, keinginan untuk menjadi berbeda, keinginan untuk menyesuaikan diri, dan keinginan untuk diterima.
(diambil dari buku "Masa Penuh Kesempatan" - Paul David Trip)
Selasa, 16 April 2013
Penderitaan: Akibat Dosa (2)
Ketika kita berbuat dosa, kita selalu mempunyai kemauan untuk merangkul semua orang, dan mau menghibur diri dengan berkata bahwa karena semua berdosa, maka tidak apa-apa jika saya berdosa. Tetapi setelah kita berdosa dan mendapatkan kesengsaraan serta penderitaan, maka kita langsung merasa diri begitu tersendiri . Sewaktu berdosa, kita merasa bersama-sama dengan mayoritas; tetapi, ketika menderita, kita merasa begitu tersendiri. Ini merupakan dualisme yang diciptakan oleh setan untuk mengacaukan kesadaran kerohanian manusia.
Mengapa kita berbuat dosa kita tidak merasa apa-apa? sebab kita merasa bahwa kita hanyalah salah satu diantara begitu banyak orang yang melakukan dosa yang sama. Jika demikian, mengapa kita menderita, kita langsung merasa paling tersendiri? Pada waktu kita memakai kebebasan untuk berbuat dosa, kita tidak pernah sadar bahwa kita sebenarnya sedang membuang hak asasi manusia untuk menjalankan kebenaran; tetapi pada saat menderita, kita merasa hak asasi kita sedang direbut.
Allah tidak menjadi tidak ada hanya karena manusia pintar bicara untuk membuktikan bahwa Allah tidak ada. Allah juga tidak menjadi ada karena manusia pandai membuktikan bahwa Allah ada. Keberadaan Allah tidak diakibatkan oleh diskusi kita, tetapi merupakan penyebab kita bisa berdiskusi tentang ada tidaknya Allah. Keberadaan Allah bukan merupakan hasil argumentasi kita, tetapi merupakan dorongan kita berargumentasi, baik tentang Ia ada atau tidak ada. Maka, ateisme, teisme, maupun semua orang yang mengatakan suatu teori, sebenarnya sedang menggarap suatu fakta bahwa karena Allah ada, maka kita memikirkan apakah Ia ada ataukah tidak.
(diambil dari buku "Iman, Penderitaan dan Hak Asasi Manusia" Pdt. Dr. Stephen Tong)
Mengapa kita berbuat dosa kita tidak merasa apa-apa? sebab kita merasa bahwa kita hanyalah salah satu diantara begitu banyak orang yang melakukan dosa yang sama. Jika demikian, mengapa kita menderita, kita langsung merasa paling tersendiri? Pada waktu kita memakai kebebasan untuk berbuat dosa, kita tidak pernah sadar bahwa kita sebenarnya sedang membuang hak asasi manusia untuk menjalankan kebenaran; tetapi pada saat menderita, kita merasa hak asasi kita sedang direbut.
Allah tidak menjadi tidak ada hanya karena manusia pintar bicara untuk membuktikan bahwa Allah tidak ada. Allah juga tidak menjadi ada karena manusia pandai membuktikan bahwa Allah ada. Keberadaan Allah tidak diakibatkan oleh diskusi kita, tetapi merupakan penyebab kita bisa berdiskusi tentang ada tidaknya Allah. Keberadaan Allah bukan merupakan hasil argumentasi kita, tetapi merupakan dorongan kita berargumentasi, baik tentang Ia ada atau tidak ada. Maka, ateisme, teisme, maupun semua orang yang mengatakan suatu teori, sebenarnya sedang menggarap suatu fakta bahwa karena Allah ada, maka kita memikirkan apakah Ia ada ataukah tidak.
(diambil dari buku "Iman, Penderitaan dan Hak Asasi Manusia" Pdt. Dr. Stephen Tong)
Penderitaan: Akibat Dosa (1)
Ketika seseorang menderita, pertanyaan pertama yang keluar dari mulutnya adalah "Mengapa saya? Mengapa harus saya? Mengapa diri saya yang menderita penderitaan ini?" Perasaan tersendiri, perasaan tidak seharusnya,perasaan kehilangan sesuatu, dan perasaan disiksa, semua itu terjadi rangsangan kesadaran eksistensi setiap pribadi.
Pada waktu kita menderita, sengsara dan tidak dimengerti oleh orang lain, kita akan bertanya, "mengapa saya yang kena?'' berbagai pertanyaan ini akan menjadi akan menjadi suatu deretan yang tidak kunjung habis, sehingga akibatnya kita menjadi semakin tersendiri. Kita yang merasa diri benar dan tidak ada kebenaran di dalam diri Allah, mulai menuduh Allah dan bahkan mungkin meragukan keberadaan Allah.
Perubahan yang mengakibatkan kita semakin tersendiri memutlakan diri, menjauhkan diri dari Allah, dan menganggap Allah tidak ada, adalah salah satu cara setan yang paling ampuh untuk merusak kerohanian manusia. Ingatlah, ketika kita berbuat dosa, kita tidak pernah diberi pengertian tentang apakah kaitan antara perbuatan dosa dengan penderitaan. Ingatlah, ketika kita memakai kebebasan secara sewenang-wenang, kita tidak pernah disadarkan untuk mempersiapkan jiwa kita menuju hukuman yang akan tiba.
(diambil dari buku " Iman, Penderitaan dan Hak Asasi Manusia" Pdt. Dr. Stephen Tong)
Pada waktu kita menderita, sengsara dan tidak dimengerti oleh orang lain, kita akan bertanya, "mengapa saya yang kena?'' berbagai pertanyaan ini akan menjadi akan menjadi suatu deretan yang tidak kunjung habis, sehingga akibatnya kita menjadi semakin tersendiri. Kita yang merasa diri benar dan tidak ada kebenaran di dalam diri Allah, mulai menuduh Allah dan bahkan mungkin meragukan keberadaan Allah.
Perubahan yang mengakibatkan kita semakin tersendiri memutlakan diri, menjauhkan diri dari Allah, dan menganggap Allah tidak ada, adalah salah satu cara setan yang paling ampuh untuk merusak kerohanian manusia. Ingatlah, ketika kita berbuat dosa, kita tidak pernah diberi pengertian tentang apakah kaitan antara perbuatan dosa dengan penderitaan. Ingatlah, ketika kita memakai kebebasan secara sewenang-wenang, kita tidak pernah disadarkan untuk mempersiapkan jiwa kita menuju hukuman yang akan tiba.
(diambil dari buku " Iman, Penderitaan dan Hak Asasi Manusia" Pdt. Dr. Stephen Tong)
Kamis, 11 April 2013
Hidup Melajang - Mark Dever
Hal pertama yang harus
dikatakan tenang seks dan pria lajang
adalah, tidak boleh ada seks bagi pria lajang! Jika Anda tidak menikah, Alkitab
dengan jelas mengajarkan bahwa Anda harus menahan diri dari segala kontak seksual.
Seks tidak boleh dialami di luar pernikahan,
Sayangnya, generasi kita
sekarang semakin sulit untuk memperhatikan pengajaran Alkitab, bukan hanya
karena banyak orang yang menunda pernikahan, melainkan karena budaya kita
semakin kurang menghargai pernikahan. Jika anda Pria lajang, Anda layak
bertanya kepada diri sendiri, apakah Anda memiliki sikap "Itu akan terjadi
ketika itu terjadi? Apakah ini adalah sikap Kristen? Apakah ini merupakan tanda
panggilan Allah terhadap kaum pria
kristen?
Tentu saja, tidak semua pria
yang tidak menikah hidup melajang karena alasan yang sama, atau memiliki
pandangan yang sama tentang, ketelanjangan mereka. Sebagian pria sudah menikah,
namun dalam provedensi Allah yang misterius, baik melalui kematian atau
perceraian, kini mereka melajang kembali. Jika ini yang anda alami, Anda boleh
bersyukur kepada Allah bahwa Dia sudah memberikan kepada Anda Sukacita apa pun
yang pernah Anda kenal melalui pernikahan di masa lampau. Anda mungkin puas
dengan melajang kembali, atau Anda mungkin ingin menikah lagi. Dan tentu saja,
menurut Alkitab, Anda mungkin atau tidak mungkin bebas untuk menikah lagi.
(diambil dari buku "Seks
dan Supremasi Kristus"- John Piper dan Justin Taylor)
Pertobatan adalah Gaya Hidup
Apakah bunyi sangkakala
Reformasi yang pertama?
Bukanlah otoritas Kitab Suci,
meskipun itu adalah hal yang begitu mendasar. Kitab Suci merupakan suara,
wajah, dan penyataan Allah. Ada satu pribadi yang hadir melalui halaman-halamannya.
Anda belajar bagaimana Dia berpikir. bagaimana Dia bertindak. Siapa Dia. Apa yang sedang Dia
kerjakan. Tetapi sola scriptura ("hanya Kitab Suci") tidak berada di
baris terdepan.
Bukan pula pembenaran oleh
iman meskipun hal itu sangat krusial. Kita adalah orang-orang yang kotor
bagaikan kain yang kotor dan berminyak. Kristus adalah taman terangnya. Kita
diselamatkan karena perbuatan-Nya, kematian-Nya, kebaikan-Nya. Kita
diselamatkan dari diri kita sendiri dari luar diri kita sendiri. Tidak ada matera
rohani. Tidak ada kisah menaiki tangga perbuatan baik, atau pengetahuan rohani,
atau pengalaman mistis. Dialah yang turun, penuh anugerah dan kebenaran, Firman
menjadi manusia, Anak Domba Allah. Kita yang menerimanya. Itu penting sekali.
Namun Sola Fide ("hanya oleh iman") bukanlah awal yang sesungguhnya.
(diambil dari buku "Seks
dan Supremasi Kristus" - John Piper dan Justin Taylor)
Selasa, 09 April 2013
Apa itu Gereja?
Secara sederhana, gereja adalah kumpulan orang yang
mengatakan bahwa Yesus adalah Tuhan dan bertumbuh dalam kasih mereka kepada
Allah, kepada satu sama lain, dan kepada dunia. Pikirkan tentang gereja itu
sebagai sebuah bangsa daripada sebagai bangunan khusus yang dikunjungi pada hai
Minggu. Sebagai bangsa, gereja mencakup orang-orang diseluruh dunia yang tidak
akan pernah kita jumpai di bumi ini. Tetapi ini benar-benar sebuah bangsa
dengan Yesus Kristus sebagai Rajanya.
Sebenarnya seperti apakah gereja itu? Dalam Perjanjian Baru,
pengertian gereja mengacu kepada jemaat setempat yang mengadakan pertemuan. “Gereja
itu ‘muncul’ ketika Roh Kudus membawa orang percaya ke suatu ke suatu tempat
untuk bergabung di dalam Kristus untuk mengadakan Persekutuan.
(diambil dari buku “Kecanduan” – Edward T. Welch)
Senin, 08 April 2013
Manfaat Gereja (3)
Gereja memiliki segala
sesuatu yang kita butuhkan. Ketika Yesus naik ke sorga. Ia melimpahkan karunia
rohani kepada murid-murid-Nya. Ia memberikan kepada gereja segala sesuatu yang
dibutuhkan untuk melaksanakan tujuannya sampai ia kembali (1 Korintus 1:7).
Tujuan utamanya, tentu saja, adalah agar kita memuliakan Allah. Namun demikian
tujuan ini dinyatakan dalam sejumlah cara yang berbeda, salah satunya adalah
agar kita dapat memerangi dosa secara lebih efektif.
Dalam peperangan kita melawan
dosa, kita membutuhkan sekelompok orang. Kita membutuhkan para guru untuk
menolong kita mengerti Kitab Suci, para nabi untuk menolong kita menerapkannya,
para pensyafaat untuk berdoa bagi kita, para pendeta untuk memfokuskan
pandangan kita kepada Kristus, pemberi semangat untuk mengingatkan kita akan
anugerah Allah ketika kita merasa gagal, pria dan wanita yang bijaksana untuk
mengetahui ketika kita membuat keputusan yang bodoh, dan orang-orang beriman
untuk memberi tahu kita bahwa segala sesuatu yang telah dikatakan Allah itu
benar di dalam Kristus.
(diambil dari buku
"Kecanduan" - Edward T. Welch)
Manfaat Gereja (2)
Gereja mengajarkan kepada
kita untuk mengingat. Sangat sulit untuk mengingat nama yang paling penting.
Secara dangkal, tampaknya hal yang paling penting adalah tidak tertangkap,
menghindari rasa sakit, dan memiliki kebebasan. Dengan hikmat yang semakin
bertumbuh, kita mendapati bahwa tidak mabuk dan menguasai diri sendiri sangat
penting. Tetapi dibutuhkan pernyataan khusus dari Allah dan peringatan dari
umat-Nya untuk mengajarkan kepada kita bahwa Allah-lah yang terpenting. Gereja
ada demi kemuliaan Allah. Ini adalah tujuan dari semua penciptaan (Mazmur 19),
tetapi hal ini secara khusus diungkapkan melalui gereja.
(diambil dari buku “Kecanduan" -
Edward T. Welch)
Manfaat Gereja (1)
Gereja mengubah identitas
kita. perhatikan perbedaan antara "Saya Jim. Saya seorang pecandu
alkohol" dengan "Saya Jim. Saya bagian dari tubuh Kristus. Saya
bagian dari 'imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah
sendiri' (1 Petrus 2:9)“Bagi orang-orang yang telah menaruh imannya
di dalam Kristus, Kristus sendirilah yang mempersatukan dan menyingkapkan diri
kita secara jelas - bukan ras, status
keuangan, hobi, minat, atau masalah-masalah tertentu. Keluarga kita - orang-orang
yang terdekat dengan kita - adalah mereka yang telah menaruh imanya di dalam
Yesus Kristus. Ketika identitas utama kita adalah "alkohol,"
"pecandu narkoba," atau "pecandu seks," kita mengatakan bahwa masalah kitalah yang
menyingkap siapa diri kita, dan gereja kita terdiri dari orang-orang yang juga
memiliki masalah yang khusus itu.
(diambil
dari buku "Kecanduan" - Edward T. Welch)
Minggu, 07 April 2013
Apa Itu Dosa?
Jika dikatakan Saudara adalah
manusia yang berdosa, sering sekali Saudara langsung marah, Saudara tidak suka,
Jengkel, dan membenci orang yang mengatakannya. Mungkin Saudara akan berkata:
"Engkau sembarangan mengatakan saya orang berdosa. Saya tidak pernah masuk
penjara, saya bukan narapidana, saya tidak di Nusakambangan. Saya tidak pernah
membunuh orang, dan saya juga tidak pernah mencuri atau menipu uang orang lain.
Saya sudah melakukan kehidupan dengan sejujur mungkin. Bagaimana engkau bisa
menuduh saya orang berdosa?"
Apakah hanya orang yang
berada di Nusakambangan atau penjara adalah orang berdosa, sementara orang yang
di luar penjara adalah orang yang tidak berdosa?Tidak! Hati nurani saudara
sudah membuktikan dan memberi tahu bahwa saudara sering berbuat salah. Hati
nurani saya juga sudah menuding bahwa saya suka menyeleweng dari kebenaran.
Pikiran kita kurang sesuai dengan Firman dan kebenaran Tuhan, emosi kita kurang
sesuai dengan cinta kasih Tuhan. Itulah dosa! Dosa tidak perlu sampai kita jadi
pembunuh, dosa cukup dengan kita menjadi congkak, mengangap diri kita lebih
baik, dan menghina orang lain dan kurang menghiraukan kebutuhan sesama manusia.
Semua itu juga adalah dosa.
(diambil dari buku
"Yesus Kristus Juruselamat Dunia" - Pdt. Dr. Stephen Tong)
Bagaimana cara berpacaran yang benar?
Berpacaran yang baik adalah
bertindak dengan baik di mata manusia dan Tuhan. Berpacaran ada batasnya.
Jangan sampai semua waktu dipakai untuk berpacaran, sampai lupa mandi, lupa
sikat gigi, lupa sekolah. Pada waktu belajar, jangan banyak pacaran. Orang yang
terlalu cepat meloloskan kudanya untuk lari dengan cepat, akan susah memiliki
waktu yang cukup untuk mengerjakan yang lain. Mencintai seseorang memeras jiwa,
memeras pikiran, memeras uang, dan memeras tenaga. Begitu banyak yang diperas
sampai tersisa sedikit sekali. Orang yang terlanjur jatuh cinta selalu terus
memikirkan dia terus. Kalau si dia batuk sedikit, langsung kuatir kena TBC;
sedikit kena air dingin, langsung kuatir masuk angin. Engkau tidak boleh
menyita waktu yang Tuhan berikan hanya untuk berpacaran. Maka, jika
memungkinkan, tunda waktu pacaran mu agar tidak menghabiskan uangmu dan waktumu.
Tidak ada orang yang berpacaran tidak menggunakan uang. Orang yang pelit,
ketika jatuh cinta bisa menjadi orang yang murah hati. dulu mengeluarkan uang
lima ribu rupiah terasa begitu mahal,
tetapi sekarang dengan mudahnya mengeluarkan lima ratus ribu rupiah karena
jatuh cinta. Cinta itu memiliki khasiat yang luar biasa. Anak yang tadinya
malas ke sekolah, bisa menjadi sangat rajin karena kalau tidak naik kelas nanti
akan terpisah dan ketinggalan dari pacarnya. Tetapi terkadang, kekuatan cinta
itu sedemikian besarnya, hingga menjadi terlalu besar sampai-sampai membuat
orang menjadi rajin di dalam hal-hal yang buruk
(diambil dari buku "Rahasia Kemenangan dalam cinta dan seks menuju pernikahan" )
(Pdt. Dr. Stephen Tong)
(Pdt. Dr. Stephen Tong)
Konsep Mengenai Waktu (3 )
ketiga, waktu adalah catatan.
Yakni catatan segala sesuatu di dalam hidup pribadi kita masing-masing. Tidak
ada yang lebih serius dibandingkan dengan waktu, karena segala sesuatu akan dan
harus kita pertanggungjawabkan dihadapan Pencipta, Penebus, dan Hakim kita yang
agung. Segala yang kita pikirkan dan kerjakan pasti akan memperhadapkan kita
kepada Tuhan Allah, dan pada waktu itu kelak tidak ada seorang pun dapat
menolong kita. Biarlah sekarang juga kita bertobat, meninggalkan segala dosa,
memperbaiki kehidupan kita masing-masing dan serahkan diri kepada Tuhan. Selama
kita masih ada waktu untuk hidup, selama masih bereksistensi, selama masih
diberikan kesempatan oleh Tuhan, biarlah kita gunakan waktu kita
sebaik-baiknya.
(diambil dari buku
"Waktu dan Hikmat" - Pdt. Dr. Stephen Tong)
Jumat, 05 April 2013
Konsep Mengenai Waktu (2)
Kedua, Waktu adalah kesempatan. sebenarnya waktu lebih dari pada kesempatan, tetapi setiap kesempatan tidak mungkin berada diluar waktu. Semua kesempatan berada di dalam waktu. Hal ini tidak berarti kita boleh memilih setiap kesempatan berdasarkan Interes (keinginan/kecenderungan) kita sendiri, tetapi kita harus peka terhadap pimpinan Tuhan. lalu kita menangkap semua kesempatan yang penting. Di dalam mitologi Yunani, dewa kesempatan dilukiskan dengan kepala botak di bagian belakang dan rambutnya hanya di bagian depan, dan mempunyai sayap di kaki. Dewa kesempatan jarang lewat, maka manusia harus mencarinya. Kalau dewa kesempatan itu lewat dan manusia berusaha mengejarnya; ia tidak mungkin dapat mengejarnya, karena ia mempunyai sayap di kakinya. Lagi pula kita tidak bisa menangkapnya dari belakang, karena kepala bagian belakangnya botak. Tetapi kalau manusia sudah bersiap-siap untuk menangkapnya sebelum ia tiba, dan begitu dia tiba langsung menangkapnya, masih bisa menangkapnya dengan memang rambutnya yang di depan. Hal ini digabungkan dengan tiga kalimat, Orang bodoh selalu membuang kesempatan; orang biasa menunggu kesempatan; orang pandai (bijaksana) mencari kesempatan.
(diambil dari buku "Waktu dan Hikmat" - Pdt. Dr. Stephen Tong)
(diambil dari buku "Waktu dan Hikmat" - Pdt. Dr. Stephen Tong)
Kamis, 04 April 2013
Konsep Mengenai Waktu (1)
Pertama, Waktu adalah hidup; berapa panjang hidup kita itulah seberapa panjang waktu kita; selesai hidup kita selesai pula waktu kita; berhentinya eksistensi kita ditentukan berhentinya waktu yang ada pada kita. Kalau kita benar-benar mencintai diri kita sendiri, cintailah waktu yang ada pada hidup kita sendiri; apa yang dapat kita kerjakan sekarang, jangan tunda sampai besok; apa yang bisa kita pelajari di masa muda, jangan sampai tua. Berapa banyak orang yang menyesali hidupnya; mengeluh karena tidak mungkin memutar kembali (mengembalikan) sejarah atau waktu yang sudah lewat. Penyesalan merupakan suatu kesedihan yang perlu kita prihatinkan, tetapi kita tidak mempunyai daya apa-apa untuk menolong , karena penyesalan berarti mengakui ketidakberdayaan diri kita yang berada di dalam keterbatasan. Agar hidup kita tidak penuh penyesalan, kita harus cepat-cepat mengerjakan apa yang Tuhan inginkan kita kerjakan sekarang.
(diambil dari buku "Waktu dan Hikmat" - Pdt. Dr. Stephen Tong)
(diambil dari buku "Waktu dan Hikmat" - Pdt. Dr. Stephen Tong)
Selasa, 02 April 2013
Bagaimana Menghitung Hari-hari Kita? (4)
Keempat, membagi-bagikan waktu. Ini berarti kita harus secepatnya memberikan atau membagi-bagikan kepada lebih banyak orang segala sesuatu yang kita miliki. Jikalau kita memiliki sesuatu dan kita memonopolinya hanya untuk diri kita pribadi, maka kita akan mati dan apa yang kita miliki itu akan dikuburkan bersama diri kita. Tetapi jikalau kita rela membagi-bagikannya kepada orang lain, sehingga orang lain juga mendapatkanya, maka lebih banyak orang di dunia ini mendapatkan manfaatnya atau berkat dari Tuhan.
(diambil dari buku "Waktu dan Hikmat" - Pdt. Dr. Stephen Tong)
Senin, 01 April 2013
Bagaimana Menghitung Hari-hari kita? (3)
Cara menghitung kali.
Bagaimana kita menghitung atau menggunakan waktu dengan cara kali? Dengan
melakukan lebih dari satu pekerjaan dalam waktu yang bersamaan. Dr. Lie Sen
Chang. seorang profesional teologi dari sebuah sekolah teologi di boston
memberi kesaksian, bahwa setiap pagi sambil berolah-raga selama kira-kira
setengah jam dia mendoakan kira-kira 70 orang. Inilah cara menggunakan waktu
dengan sistem kali. Orang bijaksana yang sudah terlatih dapat melakukan hal
seperti ini. Kita dapat melatih diri bagaimana dalam waktu yang terbatas bisa
mengerjakan pekerjaan yang lebih banyak. Mary Slassor, seorang wanita utusan
misi yang dikirim ke Afrika, setelah meninggal dunia harus digantikan tiga
orang laki-laki untuk meneruskan pekerjaannya. Ia tahu bagaimana menggunakan
waktu; dia bisa menggunakan hidupnya yang singkat, beberapa puluh tahun, untuk
melakukan banyak hal, bagaimana dalam waktu singkat uangnya bisa berlipat
ganda, Tetapi, kita perlu memikirkan hal lain disamping uang; bagaimana kita
meningkatkan hidup, menegakan karakter dan kepribadian, serta menumbuhkan
kerohaniaan dan iman kita dengan cara mengalikan waktu kita. Kita bisa
melipatgandakan penggunaan waktu kita yang terbatas; bagaimana memakai waktu
yang sedikit untuk mencapai hasil yang terbesar, yang bernilai kekal. Jangan
kita membuang waktu, kesempatan, dan segala sesuatu yang sudah Tuhan berikan
kepada kita! kita harus bertanggung jawab melipatgandakan segala kemampuan,
sehingga tidak menyia-nyiakan waktu dan anugerah Tuhan.
(diambil dari buku
"Waktu dan Hikmat" - Pdt. Dr. Stephen Tong)
Bagaimana Menghitung Hari-hari kita? (2)
Cara menghitung kurang. Orang
bijaksana bukan saja memikirkan hidupnya bertambah, tetapi lebih memikirkan
setiap tahun hidupnya sudah berkurang satu tahun. Ibu saya pada malam hari
sering menyanyikan sebuah lagu, "Hidup sudah berkurang satu hari,
kewajibanku sudah berkurang satu hari" Hidupnya setiap hari dianggap sebagai kesempatan menjalankan kewajiban,
membimbing anak-anaknya di dalam jalan Tuhan. Pada waktu berjumpa dengan Tuhan
dia pun merasa lega, karena dia sudah menjalankan kewajibannya dengan
bertanggung jawab kepada Tuhan. Setiap tahun kita mengganti kalender berarti
kita sudah lebih dekat ke kubur satu tahun. Setiap hari kita merobek
penanggalan kita, berarti hidup kita sudah berkurang satu hari. Dengan pikiran demikian, kurang kita akan menjadi
orang yang bijaksana.
(diambil
dari buku "Waktu dan Hikmat" - Pdt. Dr. Stephen Tong)
Bagaimana Menghitung Hari-hari Kita (1)
Ada empat cara menghitung waktu sesuai dengan
metematika. Pertama, cara tambah. ini adalah cara menghitung waktu dari
orang-orang yang tidak suka berpikir, yang tidak berpengetahuan, dan yang tidak
bijaksana. Anak-anak kecil biasanya mempunyai cara ini. Misalnya, waktu tahun
baru atau hari ulang tahunnya. seorang anak kecil merasa senang karena umurnya
bertambah, karena merasa sudah lebih besar. Tetapi orang tua biasanya tidak
senang melewati tahun baru atau ulang tahunnya, karena mereka tidak suka
memikirkan kapan mereka akan mati, malah banyak yang merasa takut, karena
mengetahui sudah lebih dekat kepada hari kematiaanya. Celakalah kita jikalau
setiap hari umur kita bertambah, tetapi tanpa isi atau makna yang ditambahkan
kedalam hidup kita. Hari-hari hidup kita akan terus bertambah, tetapi biarlah
juga kebijaksanaan, moral, dan iman kita pun bertambah, menjadi arti atau makna
di dalam hidup kita. Ada orang yang umurnya panjang sekali, tetapi hidupnya
kosong. Di antara pemimpin-pemimpin agama seperti Musa, Abraham, Budha, Yesus
Kristus, Mohammad; dan diantara filsuf-filsuf besar seperti Plato, Sokrates,
dan Aristoteles, yang paling berumur pendek adalah Yesus Kristus; Dia mati pada
umur kira-kira 33 1/2 tahun. Tetapi hidup manusia tidak bergantung pada panjang
pendeknya umur, yang penting adalah bobotnya.
(diambil dari buku
"Waktu dan Hikmat" - Pdt. Dr. Stephen Tong)
Orang Yang Suka Marah (2)
Marah hanya bisa membereskan
diri sendiri tapi tidak bisa membereskan orang lain. Seorang guru yang agung
adalah guru yang tidak gampang marah. Seorang ayah yang berhasil dalam mendidik
anak tahu kapan dia harus marah dan kapan dia tidak perlu marah. Banyak orang
yang tidak mengerti akan prinsip ini gampang diperbudak emosinya sendiri. Kalau
dia sudah tidak tahan, maka dia meledakkan amarahnya dan merasa lega. Akhirnya
amarah itu hanya menyelesaikan diri sendiri, tidak menyelesaikan orang
lain.Kalau seseorang sudah marah, anaknya dipukul setengah mati, benda-benda
dirusak. Semua dianggap salah, hanya dirinya yang tidak salah. Akibatnya, bukan
saja sang anak tidak memperoleh didikan, ia malah belajar memakai cara yang
sama jika sudah besar.
Jadi yang perlu adalah
belajar, marah tidak berguna. Marah hanya menyelesaikan kerisauan yang ada di dalam
dirimu lalu melemparkannya kepada orang lain. Janganlah marah kecuali marahmu
adalah amarah yang berada di dalam pengudusan Roh Kudus, bagi kemuliaan Tuhan
Allah.
Orang Yang Suka Marah (1)
Marah tidak pernah menjadikan
dirimu stabil. Tuhan kita adalah Tuhan yang tidak gampang marah. kalau Tuhan
kita marah, adalah marah yang sesuai dengan keadilan yang tidak mungkin
bersalah. Itu yang disebut kemarahan ilahi, kemarahan yang kudus. Holy wrath of
God, the wrath of God according to the truth, the wrath of God is based on His
righteousness and His holy wrath. Kemarahan Tuhan adalah kemarahan yang suci,
kemarahan yang wajar, kemarahan yang adil. Tetapi Dia tidak mudah memuntahkan
kemarahan-Nya. Mempelajari filsafat marah adalah hal yang penting sekali.
Allah adalah satu-satunya oknum yang berhak marah karena kemarahan-Nya adalah
kemarahan yang tidak pernah salah. Karena semua emosi, tindakan, kelakuan dan
perbuatan Allah harus selaras, komprehensif, sikon dan harmonis sepenuhnya.
Allah yang tidak mungkin salah marah itu juga adalah Allah yang tidak marah.
Mengapa seseorang marah?
Karena dia sudah terpojok, karena tidak ada jalan lain yang bisa ditempuh, maka
dia marah. Marah membuktikan dia sudah tidak berdaya. Anak kecil mudah marah,
tetapi orang yang banyak pengalaman tidak mudah marah karena dia tahu tidak
perlu meggunakan cara marah.
(diambil dari buku "Iman
pengharapan dan kasih dalam krisis" - Pdt. Dr. Stephen Tong)
Rabu, 27 Maret 2013
Rencana Bersama Tuhan
Yakobus 4:13-17
Banyak orang dalam mengambil keputusan-keputusan penting dalam hidupnya, tanpa pernah berdoa dan meminta pimpinan Allah. sepertinya jika segala sesuatu sudah ia pikirkan dengan baik, maka semua rencana akan bisa berjalan dengan lancar, dan seolah-olah Allah pasti akan menyetujuinya. Namun apakah benar demikian? Kadang-kadang, apa yang kita rencanakan dan memang belum kita pernah doakan, toh juga berjalan dengan baik, Dan ada juga kalanya, rencana yang kita doakan, tidak berjalan dengan baik. lalu bagaimana? Sebenarnya bukan bergantung apakah rencana kita berhasil atau tidak, maka kita baru tahu apakah itu berarti Tuhan berkenan atau tidak. Kadang Allah memang membiarkan kita mendapatkan keberhasilan sementara sebagai pengujian atau kegagalan bahwa hal itu tidak Ia perkenan.
Tapi satu yang pasti adalah marilah kita dari muda belajar tidak bergantung pada pengertian kita sendiri. Supaya keberhasilan kita itu karena memang berarti Allah menyetujuinya dan juga biarlah kegagalan kita menjadi tanda bahwa Allah tidak berkenan. Karena alangkah bahayanya jika kita selalu berhasil tapi ternyata Allah tidak menyetujuinya dan IA membiarkan kita. hal itu jauh lebih bahaya dari pada kegagalan. Marilah mulai hari ini setiap doa-doa kita melibatkan Allah untuk mengatur seluruh rencana hidup kita kedepan.
(diambil dari renungan harian "Majalah Kita Edisi 23")
Banyak orang dalam mengambil keputusan-keputusan penting dalam hidupnya, tanpa pernah berdoa dan meminta pimpinan Allah. sepertinya jika segala sesuatu sudah ia pikirkan dengan baik, maka semua rencana akan bisa berjalan dengan lancar, dan seolah-olah Allah pasti akan menyetujuinya. Namun apakah benar demikian? Kadang-kadang, apa yang kita rencanakan dan memang belum kita pernah doakan, toh juga berjalan dengan baik, Dan ada juga kalanya, rencana yang kita doakan, tidak berjalan dengan baik. lalu bagaimana? Sebenarnya bukan bergantung apakah rencana kita berhasil atau tidak, maka kita baru tahu apakah itu berarti Tuhan berkenan atau tidak. Kadang Allah memang membiarkan kita mendapatkan keberhasilan sementara sebagai pengujian atau kegagalan bahwa hal itu tidak Ia perkenan.
Tapi satu yang pasti adalah marilah kita dari muda belajar tidak bergantung pada pengertian kita sendiri. Supaya keberhasilan kita itu karena memang berarti Allah menyetujuinya dan juga biarlah kegagalan kita menjadi tanda bahwa Allah tidak berkenan. Karena alangkah bahayanya jika kita selalu berhasil tapi ternyata Allah tidak menyetujuinya dan IA membiarkan kita. hal itu jauh lebih bahaya dari pada kegagalan. Marilah mulai hari ini setiap doa-doa kita melibatkan Allah untuk mengatur seluruh rencana hidup kita kedepan.
(diambil dari renungan harian "Majalah Kita Edisi 23")
Jangan Memfitnah
(ayat bacaan) Yakobus 4: 11-12.
Gereja Tuhan adalah kumpulan orang-orang percaya, saudara seiman, satu tubuh Kristus. Sehingga dalam persekutuan ini memiliki ciri khas yaitu saling mengasihi dan saling membangun satu dengan yang lain. Alkitab mengumpamakan seperti satu tubuh yang terdiri dari banyak anggota. Maka demikian juga yang terjadi dengan tubuh kita, jika ada bagian tubuh yang sakit, maka seluruh tubuh merasa sakit. Jika ada sel-sel tubuh kita yang rusak. maka dalam tubuh itu sendiri akan ada suatu cara untuk memperbaikinya, sehingga tubuh menjadi menjadi sehat kembali. tentu ketika mata sakit, maka tidak mungkin tangan malah menambah penyakitnya. Tapi tangan akan bekerja untuk membantunya sembuh dengan mengambil obat untuk mata. Dan obat itu kadang terasa perih di mata, tetapi tetap mengambilnya, karena itu untuk menyembuhkan mata itu sendiri.
Maka demikian dengan Ayat 11 dan 12 yang kita baca tadi. dalam rangka kita ini satu saudara, maka janganlah kita memfitnah atau mengatakan yang buruk tentang saudara kita yang lain yang bisa berakibat merusak orang itu. Mengapa demikian? Pertama, karena penilaian kita bisa saja salah maka kita bisa terlanjur menyakiti saudara kita. Kedua, meskipun perkataan dan penilaian kita tepat tapi jika waktu dan caranya tidak tepat maka akan tetap berdampak buruk. Seperti perumpamaan mata dengan tangan tadi. Jika tangan memberi obat tidak pada waktunya dan dengan cara yang salah, maka itu bukan akan menyembuhkan mata yang sakit tapi malah merusaknya.
( diambil dari buku renungan "majalah kita edisi 23")
Gereja Tuhan adalah kumpulan orang-orang percaya, saudara seiman, satu tubuh Kristus. Sehingga dalam persekutuan ini memiliki ciri khas yaitu saling mengasihi dan saling membangun satu dengan yang lain. Alkitab mengumpamakan seperti satu tubuh yang terdiri dari banyak anggota. Maka demikian juga yang terjadi dengan tubuh kita, jika ada bagian tubuh yang sakit, maka seluruh tubuh merasa sakit. Jika ada sel-sel tubuh kita yang rusak. maka dalam tubuh itu sendiri akan ada suatu cara untuk memperbaikinya, sehingga tubuh menjadi menjadi sehat kembali. tentu ketika mata sakit, maka tidak mungkin tangan malah menambah penyakitnya. Tapi tangan akan bekerja untuk membantunya sembuh dengan mengambil obat untuk mata. Dan obat itu kadang terasa perih di mata, tetapi tetap mengambilnya, karena itu untuk menyembuhkan mata itu sendiri.
Maka demikian dengan Ayat 11 dan 12 yang kita baca tadi. dalam rangka kita ini satu saudara, maka janganlah kita memfitnah atau mengatakan yang buruk tentang saudara kita yang lain yang bisa berakibat merusak orang itu. Mengapa demikian? Pertama, karena penilaian kita bisa saja salah maka kita bisa terlanjur menyakiti saudara kita. Kedua, meskipun perkataan dan penilaian kita tepat tapi jika waktu dan caranya tidak tepat maka akan tetap berdampak buruk. Seperti perumpamaan mata dengan tangan tadi. Jika tangan memberi obat tidak pada waktunya dan dengan cara yang salah, maka itu bukan akan menyembuhkan mata yang sakit tapi malah merusaknya.
( diambil dari buku renungan "majalah kita edisi 23")
Senin, 25 Maret 2013
Hati yang sempit dan suka Mendendam
Orang yang pada saat diperlakukan dengan baik tidak apa-apa, tetapi kesalahan kita yang sedikit saja akan terus menerus diingat, adalah orang yang kurang stabil jiwanya. Dendam yang tidak kau buang dari hatimu akan membuat dirimu tidak mempunyai sejahtera. Hati yang sempit, tidak akan mudah melupakan kesalahan dan kekurangan orang lain akan selalu mengikat dirimu dan membuatmu tidak mempunyai dada yang lapang dan tidak bisa menikmati sejahtera yang sungguh-sungguh. kita perlu belajar untuk selalu mengingat segala kebaikan orang dan melupakan segala kejelekan orang lain. Ini memang tidak mudah tapi di situlah letak rahasia untuk melepaskan diri dari kesukaran dan dari hati yang tidak beres. Jangan banyak mengingat kekurangan orang lain.
(diambil dari buku "Iman Pengharapan&Kasih Dalam Krisis" - Pdt. Dr. Stephen Tong)
(diambil dari buku "Iman Pengharapan&Kasih Dalam Krisis" - Pdt. Dr. Stephen Tong)
Persahabatan dengan Dunia. Yakobus 4:1-10
Orang yang iri hati dan yang terperangkap dalam nafsu dunia bisa juga berdoa kepada Allah demi kepentingannya itu. Mari kita baca lagi ayat 2-3. Ternyata bisa juga kita berdoa untuk hal yang salah. Alkitab mencatat bahwa seseorang bisa berdoa untuk tujuan meminta sesuatu untuk kepentingannya sendiri dan bahkan untuk memuaskan nafsunya. Tentu saja ini doa yang salah. jika demikian bahaya sekali jika seseorang sudah iri hati dan diikat oleh nafsu dunia ini, ia bisa berdoa kepada Allah untuk memuaskan kepentingannya: maka saat itu kita sedang memperalat Allah untuk kesenangan kita sendiri. Alangkah jahatnya jika demikian. Dalam doa kita bukan menyembah dan meminta hikmat Allah, tapi malahan bisa bersalah kepada Allah dalam doa-doa kita.
Mari kita membaca Amsal 3:34. Allah menentang orang yang congkak dan mengasihi orang yang rendah hati. Siapakah orang yang congkak? Yaitu yang dalam hatinya hanya memikirkan keinginan dan kepentingannya sendiri. Orang yang congkak tidak tentu kelihatan congkak dari luar. dan begitu juga dengan orang yang rendah hati, tidak tentu orang yang kelihatan lembut dari luar adalah orang yang rendah hati. Alkitab mengatakan bahwa iri hati lawan katanya adalah rendah hati. lalu apakah itu rendah hati yang sejati?
Rendah hati adalah merendahkan diri di hadapan Tuhan. ayat 9-10.
(diambil dari Majalah Kita edisi 23.)
Mari kita membaca Amsal 3:34. Allah menentang orang yang congkak dan mengasihi orang yang rendah hati. Siapakah orang yang congkak? Yaitu yang dalam hatinya hanya memikirkan keinginan dan kepentingannya sendiri. Orang yang congkak tidak tentu kelihatan congkak dari luar. dan begitu juga dengan orang yang rendah hati, tidak tentu orang yang kelihatan lembut dari luar adalah orang yang rendah hati. Alkitab mengatakan bahwa iri hati lawan katanya adalah rendah hati. lalu apakah itu rendah hati yang sejati?
Rendah hati adalah merendahkan diri di hadapan Tuhan. ayat 9-10.
(diambil dari Majalah Kita edisi 23.)
Kamis, 21 Maret 2013
Hikmat Dari Sorga - Yakobus 3:13-18
kadang kita tergoda untuk menunjukan beberapa baiknya dan hebatnya diri kita kepada orang lain. Apalagi jika kita sedang dihina atau direndahkan. Atau ketika iri hati muncul maka kita sangat ingin orang lain juga tahu bahwa kita tidak kalah hebatnya dengan orang yang kita iri, Alkitab mengatakan itu semua bukan hikmat dari atas atau dari sorga. Tapi itu semua adalah hikmat dunia. Hikmat dunia datang dari mana? Dari nafsu manusia dan dari setan-setan.
Alkitab mengatakan jika kita iri hati, maka kita akan mementingkan diri sendiri. Apakah maksudnya? coba kita ingat-ingat lagi, tentu kita pernah iri hati. Mengapa iri hati? karena saat itu kita tidak rela jika ada orang lain yang dianggap lebih baik atau lebih hebat dari kita. Maka ada perasaan yang timbul bahwa kita harus membuat orang lain juga tahu bahwa kita juga hebat atau bahkan kita lebih hebat. Sehingga apakah yang kemudian dilakukan orang yang iri hati? pasti mementingkan diri sendiri. Ternyata benar yang dikatakan Alkitab. Lalu apakah Allah berkenan akan hal demikian? Tentu saja tidak. Apakah yang Allah inginkan? Allah ingin cari hidup kita yang baik itu menyatakan hikmat yang dari atas atau yang dari sorga. Apa saja yang menjadi tanda atau buah hikmat dari sorga?
Hikmat dunia punya ciri ingin menonjolkan diri supaya diketahui banyak orang. Tapi hikmat dari sorga, justru pertama-tama mengejar perkenanan Allah di sorga terlebih dahulu yang tidak bisa kita lihat dan tidak sengaja memamerkan diri. Namun terang itu akan terpancar keluar dengan sendirinya.
(diambil dari majalah kita edisi 23 "Kembali Kepada Allah")
Alkitab mengatakan jika kita iri hati, maka kita akan mementingkan diri sendiri. Apakah maksudnya? coba kita ingat-ingat lagi, tentu kita pernah iri hati. Mengapa iri hati? karena saat itu kita tidak rela jika ada orang lain yang dianggap lebih baik atau lebih hebat dari kita. Maka ada perasaan yang timbul bahwa kita harus membuat orang lain juga tahu bahwa kita juga hebat atau bahkan kita lebih hebat. Sehingga apakah yang kemudian dilakukan orang yang iri hati? pasti mementingkan diri sendiri. Ternyata benar yang dikatakan Alkitab. Lalu apakah Allah berkenan akan hal demikian? Tentu saja tidak. Apakah yang Allah inginkan? Allah ingin cari hidup kita yang baik itu menyatakan hikmat yang dari atas atau yang dari sorga. Apa saja yang menjadi tanda atau buah hikmat dari sorga?
Hikmat dunia punya ciri ingin menonjolkan diri supaya diketahui banyak orang. Tapi hikmat dari sorga, justru pertama-tama mengejar perkenanan Allah di sorga terlebih dahulu yang tidak bisa kita lihat dan tidak sengaja memamerkan diri. Namun terang itu akan terpancar keluar dengan sendirinya.
(diambil dari majalah kita edisi 23 "Kembali Kepada Allah")
Jiwa Yang Suka Bersungut-sungut.
Selalu tidak puas ini dan itu. Barangsiapa selalu bersungut-sungut, dia tidak pernah mempunyai kestabilan. Orang yang tidak puas terhadap Tuhan, orang yang tidak puas terhadap sesamanya, ia akan selalu mengomel dan tidak pernah merasa puas. Pernahkah engkau berjumpa dengan orang semacam ini, bila engkau berbicara kepadanya selalu dijawab dengan 'tapi...' "Puji Tuhan hari ini cerah," dia akan menjawab, "Tapi cerahnya cuma tiga jam saja." "Puji Tuhan, keadaan indonesia sudah membaik." "Tapi masih banyak kesulitan." Dia tidak pernah merasa puas, tidak pernah mengucap syukur kepada Tuhan, selalu bersungut-sungut dan selalu mengkritik. Orang yang demikian tidak pernah menikmati sejahtera dan istirahat di dalam jiwanya.
(diambil dari buku "Iman Pengharapan & Kasih Dalam Krisis" - Pdt. Dr. Stephen Tong.)
(diambil dari buku "Iman Pengharapan & Kasih Dalam Krisis" - Pdt. Dr. Stephen Tong.)
Rabu, 20 Maret 2013
Cinta dan Seks
Jangan Melampiaskan seks sembarang, karena akibatnya yang ditimbulkan terlalu berat, penyesalannya terlalu dalam, dan kesedihan didalam hati nuranimu sulit untuk dapat direkatkan dengan cinta Tuhan. Belajarlah untuk bisa mempersatukan cinta dan seks dengan sebaik mungkin. Jangan engkau menikah dengan seseorang yang tidak sungguh-sungguh engkau cintai. karena selanjutnya dia akan menjadi korbanmu. Engkau telah menyita waktunya seumur hidupnya dan dia tidak akan pernah menikmati cinta yang sesungguhnya darimu. Tetapi engkau mengatakan, bahwa engkau perlu nikah. Maka disini, janganlah engkau menikah hanya untuk memenuhi kebutuhanmu, secara spesifik, janganlah engkau menjadikan pasanganmu sebagai alat untuk melampiaskan kebutuhan seksmu. Itu adalah tindakan dan sikap yang tidak benar. Tidak bisa menikah dengan yang sungguh-sungguh cinta, lalu karena kebutuhan seks menikah dengan orang yang tidak sungguh-sungguh engkau cinta, adalah dua hal yang sama-sama tidak baik. karena itu, hendaklah engkau berdoa agar Tuhan mempersiapkan kesempatan dan kemungkinan untuk bisa menikah dengan orang yang sungguh-sungguh engkau cintai.
Tetapi mungkinkah kita menikah dengan seseorang yang sungguh-sungguh yang kita cintai dan keduanya cocok seratus persen? Bukankah hampir tidak ada kondisi yang sempurna seperti itu? Akibat dosa, manusia sulit sekali menemukan pasangannya dengan cinta yang sama derajatnya, sama kentalnya dan sama intimnya. itu hanya merupakan gambaran cinta Romeo dan Juliet. Romeo cinta sepenuhnya pada Juliet sama cintanya pada Romeo, akhirnya keduanya harus mati muda. Di dunia tidak ada cinta yang sungguh-sungguh sempurna, yang ideal dan begitu utuh.
(diambil dari buku "Rahasia Kemenangan dalam cinta dan seks menuju pernikahan" )
(Pdt. Dr. Stephen Tong)
Tetapi mungkinkah kita menikah dengan seseorang yang sungguh-sungguh yang kita cintai dan keduanya cocok seratus persen? Bukankah hampir tidak ada kondisi yang sempurna seperti itu? Akibat dosa, manusia sulit sekali menemukan pasangannya dengan cinta yang sama derajatnya, sama kentalnya dan sama intimnya. itu hanya merupakan gambaran cinta Romeo dan Juliet. Romeo cinta sepenuhnya pada Juliet sama cintanya pada Romeo, akhirnya keduanya harus mati muda. Di dunia tidak ada cinta yang sungguh-sungguh sempurna, yang ideal dan begitu utuh.
(diambil dari buku "Rahasia Kemenangan dalam cinta dan seks menuju pernikahan" )
(Pdt. Dr. Stephen Tong)
Selasa, 19 Maret 2013
Kesetiaan Allah (2)
Kita berbagi dengan Anak Allah di dalam pembenaran-Nya. Yesus pernah disalahkan , pernah jutaan dosa ditanggung-Nya. Manusia, roh-roh jahat, bahkan Bapa-Nya yang kudus, melemparkan tuduhan yang keras terhadap-Nya. Dia berdiri tanpa berbicara sepatah kata pun. Dia tidak menjawab apa-apa. Meskipun "Ia tidak berdosa, dan tipu tidak ada didalam mulut-Nya." Dia telah bersedia untuk menanggung dosa orang banyak itu dan, oleh karena itu, dia membisu ketika dituduh. Tuduhan dilontarkan, dan dia harus menanggungnya. Penderitaan-Nya yang paling di Getsemani dan diatas kayu salib adalah bahwa dia dipersalahkan di hadapan Allah; "Ia akan terhitung di antara orang-orang durhaka." Pada waktu itu, satu-satunya hiburan adalah " Dia yang menyatakan aku benar telah dekat" (Yesaya 50:8). Dia mengetahui pencobaan yang dialami-Nya hanya sementara dan Dia akan mengatasinya. Sekarang Kegelapan telah berlalu. Murka Allah telah dicurahkan secara tuntas diatas Yesus. Kepala-Nya disambar petir dan guntur. Cawan-cawan murka Allah telah dicurahkan isinya sampai tetes terakhir keatas-Nya. Dia sekarang dibenarkan dari segala dosa yang ditimpakan ke atas-Nya. Bekas luka-Nya akan terlihat sampai kekekalan (Wahyu 5:6); tetapi penderitaan yang lain tidak akan menimpa-Nya lagi sedikit pun, Ketika Dia datang untuk kedua kalinya, Dia datang "tanpa menanggung dosa". (Ibrani 9:28). Kamu menderita di dalam penderitaan-Nya, kamu taat di dalam ketaatan-Nya, kamu mati di dalam kematiaan-Nya, kamu dibenarkan sebagaimana Kristus dibenarkan. Kesalahan masa lalumu tidak perlu menanggungnya lagi. Tidak ada kesalahan pun padamu seperti tidak ada kesalahan pada Anak Allah. Cawan murka tidak lagi menetas kepada Kristus dan juga kepada kamu. "Di dalam Dialah setiap orang yang percaya memperoleh pembebasan dari segala dosa" (Kisah Para Rasul 13:39).
(diambil dari buku " Watching unto Prayer " - Robert Murray M'Cheyne)
(diambil dari buku " Watching unto Prayer " - Robert Murray M'Cheyne)
Hidup Bagi Kerajaan Allah.
Banyak orang membantah, menyatakan tidak setuju dan sebagainya jika kita berbicara tentang Injil kepada mereka. Padahal kalau kita berbicara tentang hal ini, maka segala perkataan kita pasti diturutinya. Mengajak orang lain datang di dalam Kerajaan Tuhan itu bukan sesuatu ajakan biasa, bukan ajakan masyarakat, Tetapi suatu peperangan rohani di mana kita memerlukan kekuatan Roh Kudus dan tanpa roh kudus tidak ada seorang pun yang dapat berhasil dalam penginjilan. Tanpa Roh Kudus tidak ada seorangpun yang dapat berhasil menjadi saksi Kristus. Itulah sebabnya Tuhan Yesus berkata kepada orang-orang yang mengikuti Dia agar mereka berada di Yerusalem untuk berdoa, sampai Roh Kudus turun atas mereka dan mereka akan menjadi saksi Tuhan dari Yerusalem sampai ujung bumi. (Kisah Para Rasul 1:8).
(diambil dari buku "Hidup Kristen Yang Berbuah" - Pdt. Dr. Stephen Tong)
(diambil dari buku "Hidup Kristen Yang Berbuah" - Pdt. Dr. Stephen Tong)
Kasih
Istilah kasih merupakan kata yang paling penting dan mendasar. Sifat Ilah akan memancar dari seseorang yang taat kepada Roh Kudus. Allah itu adalah kasih adanya. Allah mengasihi mereka yang tidak patut dikasihi. Yesus berfirman: "Jikalau engkau hanya mencintai mereka yang cinta kepadamu, apa bedanya engkau dengan Anak-anak kafir? (Lukas 6:32-36).
Allah yang mewahyukan Alkitab adalah kasih. Jika ada agama yang mengajarkan agar kita berbuat baik, maka agama itu cukup agung. Tetapi Yesus Kristus mengatakan, "Cintailah musuhmu." Ketika seorang percaya tidak lagi membenci dan membalas musuhnya, maka itu merupakan kekuatan yang asalnya dari Roh Kudus.
Buah Roh Kudus yang pertama dinyatakan melalui kasih. Kasih yang bukan hanya teori dan perkataan belaka, tetapi nyata dalam tindakan. Objek kasih tidak terbatas kepada yang patut dikasihi saja tetapi juga kepada yang tidak layak dikasihi. Kita seharusnya menghargai mereka yang selalu mempunyai cinta kasih yang keluar dari hati mereka tanpa memandang bulu. Janganlah hanya mencintai orang yang kaya. Jika ada cinta kasih dalam hati kita hendaknya itu bukan menjadi satu modal untuk mencari keuntungan.
(diambil dari buku "Hidup Kristen Yang Berbuah" - Pdt. Dr. Stephen Tong)
Kesetiaan Allah (1)
Orang-orang percaya dipanggil untuk bersekutu dengan Kristus. Bersekutu dengan orang lain berarti memiliki sesuatu bersama-sama dengannya. Seperti yang dikatakan dalam Kisah Para Rasul 4:32 tentang orang Kristen mula-mula bahwa mereka "sehati dan sejiwa, dan tidak seorang pun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaanya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama". Semua barang mereka adalah milik mereka bersama, mereka bersama-sama membagi semua yang mereka miliki. Inilah yang Yohanes ingin lihat di antara orang-orang Kristen mengenai hal-hal rohani."Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamu pun beroleh persekutuan dengan kami" (1 Yohanes 1:3). Pernyataan yang sama digunakan disini, "Allah... memanggil kamu kepada persekutuan dengan Anak-Nya." Sungguh aneh, orang yang berdosa dan jahat harus dipanggil bersekutu dengan Anak Allah yang dikasihi-Nya. Namun memang demikian, Dia menjadi daging dan darah seperti kita, supaya kita dapat berbagi takhta-Nya dengan-Nya.
(diambil dari buku "Berjaga-jaga dalam Doa" - Robert Murray M'Cheyne)
(diambil dari buku "Berjaga-jaga dalam Doa" - Robert Murray M'Cheyne)
Senin, 18 Maret 2013
Cinta Yang Kurang Seimbang.
Apa maksudnya? Semenjak Adam jatuh manusia memang tetap saling mencintai, akan jarang sekali ditemukan bahwa pria mencintai wanita tepat sama seimbang dengan wanita mencintai pria. Ada keluarga yang suaminya begitu mencintai istrinya, tetapi istrinya seolah-olah kurang mencintai suaminya, dan juga sebaliknya. Sehingga cinta itu menjadi tidak seimbang, dan juga sebaliknya. Sehingga cinta itu menjadi tidak seimbang. Dalam hal ini dipikirkan "untuk menyeimbangkan, karena cinta yang kurang seimbang mengakibatkan ada satu pihak yang ketakutan kehilangan pihak yang lain. Ini merupakan hal yang sangat praktis dan sederhana, tetapi sering terjadi, sehingga kalau pria yang begitu menginginkan seorang wanita, meskipun ia sudah sudah memperolehnya, ia selalu ketakutan kalau wanita itu akan hilang daripadanya. Apa sebabnya? karena dia tahu bahwa cintanya lebih daripada cinta wanita itu kepadanya. Ini cinta yang kurang seimbang.
Kita perlu menyerahkan kepada Tuhan dengan prinsip yang sama-sama saling menghormati bahwa cinta itu sebenarnya bersumber hanya dari satu saja. sehingga kalau kita terlalu kuatir, kita tidak mungkin memiliki hidup yang berbahagia.
Kadang-kadang pada saat kita mendapatkan cinta dari pihak lain, kita mulai melakukan kompensasi dengan cinta yang kita terima dari anak-anak. itu sebab ada suami yang merasa bahwa sebelum mempunyai anak istrinya memperhatikan dia, tetapi setelah ada anak, tidak memperhatikan dia lagi, Suami akan merasa sebagai orang asing didalam rumahnya. Demikian juga sebaliknya. Hal-hal seperti ini, sekalipun kecil, adalah fakta. Kita hidup didalam dunia harus menghadapi fakta. maka, saya harap Anda mengerti bahwa pasanganmu memerlukan waktu khusus untuk satu kenikmatan yang pribadi. Kalau tidak ada waktu lagi untuk berbulan madu seperti dulu, paling sedikit mau saling meluangkan waktu untuk pasangan kita, dimana anak-anakpun pada waktu itu tidak boleh ikut campur dan masuk dalam kehidupan pribadi itu.
(diambil dari buku "Keluarga Bahagia" - Pdt. Dr. Stephen Tong.)
Kita perlu menyerahkan kepada Tuhan dengan prinsip yang sama-sama saling menghormati bahwa cinta itu sebenarnya bersumber hanya dari satu saja. sehingga kalau kita terlalu kuatir, kita tidak mungkin memiliki hidup yang berbahagia.
Kadang-kadang pada saat kita mendapatkan cinta dari pihak lain, kita mulai melakukan kompensasi dengan cinta yang kita terima dari anak-anak. itu sebab ada suami yang merasa bahwa sebelum mempunyai anak istrinya memperhatikan dia, tetapi setelah ada anak, tidak memperhatikan dia lagi, Suami akan merasa sebagai orang asing didalam rumahnya. Demikian juga sebaliknya. Hal-hal seperti ini, sekalipun kecil, adalah fakta. Kita hidup didalam dunia harus menghadapi fakta. maka, saya harap Anda mengerti bahwa pasanganmu memerlukan waktu khusus untuk satu kenikmatan yang pribadi. Kalau tidak ada waktu lagi untuk berbulan madu seperti dulu, paling sedikit mau saling meluangkan waktu untuk pasangan kita, dimana anak-anakpun pada waktu itu tidak boleh ikut campur dan masuk dalam kehidupan pribadi itu.
(diambil dari buku "Keluarga Bahagia" - Pdt. Dr. Stephen Tong.)
Pada Mulanya Ada Pendusta !
Selama Hawa bisa melihat dengan jelas, ia baik-baik saja. Tetapi ketika si Ular menipunya, ia makan (Kejadian 3:13). Ketika Adam mengikutinya, dosa memasuki dunia. Tipu muslihat telah dan akan terus menjadi cara operasi Iblis. Tidak ada seorang pun akan mengikuti Iblis jika orang itu tidak terpedaya (Wahyu 12:9;20:10).
Buah apel tidak jatuh dari pohonnya. Hukum dosa ada didalam diri kita, karena ia berasal dari bapa-bapanya, si Iblis, dosa bekerja dengan cara yang sama: "Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih dapat dikatakan 'hari ini', supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa" (Ibrani 3:13). Paulus mengatakan bahwa sebelum kita dibebaskan oleh Kristus, kita "bebal, tidak taat, tertipu, dan diperbudak oleh segala jenis hawa nafsu dan kesenangan" (Titus 3:3, NIV). Ia menyuruh kita untuk menanggalkan manusia lama kita terdahulu (kedagingan, hukum dosa dalam diri kita), karena manusia lama ini "menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan" (Efesus 4:22). Allah berkali-kali memperingatkan kita terhadap dosa, Ia menyerukan agar kita berhati-hati terhadap kelicikannya. Pada kenyataannya kamu bahwa bisa menuliskan kalimat berikut ini sebagai sebuah aturan Ketika kedagingan menipu mu, kamu akan berdosa.
(di ambil dari buku " The Enemy Within" - Kris Lundgaard.
Buah apel tidak jatuh dari pohonnya. Hukum dosa ada didalam diri kita, karena ia berasal dari bapa-bapanya, si Iblis, dosa bekerja dengan cara yang sama: "Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih dapat dikatakan 'hari ini', supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa" (Ibrani 3:13). Paulus mengatakan bahwa sebelum kita dibebaskan oleh Kristus, kita "bebal, tidak taat, tertipu, dan diperbudak oleh segala jenis hawa nafsu dan kesenangan" (Titus 3:3, NIV). Ia menyuruh kita untuk menanggalkan manusia lama kita terdahulu (kedagingan, hukum dosa dalam diri kita), karena manusia lama ini "menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan" (Efesus 4:22). Allah berkali-kali memperingatkan kita terhadap dosa, Ia menyerukan agar kita berhati-hati terhadap kelicikannya. Pada kenyataannya kamu bahwa bisa menuliskan kalimat berikut ini sebagai sebuah aturan Ketika kedagingan menipu mu, kamu akan berdosa.
(di ambil dari buku " The Enemy Within" - Kris Lundgaard.
Jumat, 15 Maret 2013
Apa Itu Cinta? - Pdt. Dr. Stephen Tong
Cinta bukan sekedar "saya senang!" lalu orang lain melayani kesenangan kita. Kalau orang lain hanya melayani nafsu keinginan dan kesenangan kita saja, maka kita telah memakai cinta menjadi pembunuh emosi. Itu tidak mungkin menghasilkan kebahagiaan.
cinta sejati adalah cinta yang memberikan kasih dan sekaligus membiarkan pihak yang dicintai merasakan kasih. Dalam hal ini tidak mutlak stabil dan tidak mutlak sama waktu. Maksudnya, ada orang yang pada permulaan merasa tidak dikasihi tetapi kemudian baru merasakannya, sehingga memerlukan waktu. Apalagi jika perbedaan umur antara suami dan istri cukup besar. Perasaan seseorang yang berumur 20 sulit mengerti orang yang berusia 25 atau 30 tahun. Perlu waktu untuk menyesuaikan Berarti kasih perlu dibubuhi dengan kesabaran untuk mencapai penyesuaian diri. Saling menyesuaikan diri sangat dibutuhkan. Penyesuaian diri memerlukan pengorbanan, tahan nafsu, waktu yang panjang, inilah kunci kebahagiaan. Banyak orang tidak bahagia dalam kehidupan keluarga hanya dikarenakan kurang sabar. kalau sabar menunggu setengah atau satu tahun saja, keluarga itu akan menjadi baik, tetapi karena tidak mau menunggu waktu, segalanya menjadi rusak. Perlu kesabaran dan menunggu untuk mendapatkan penyesuaian yang akan menghasilkan keindahan.
Cinta berarti mau belajar dari yang berbeda dengan saya dan menghargai. Seorang misionaris pertama kali pergi ke Hokaido. Ia sakit maag dan tidak bisa makan makanan mentah. Dikirim ke suatu kampung dimana makanannya selalu mentah, sayuran dan ikan mentah. Tetapi misionaris ini sudah berjanji untuk melayani disana. Setiap kali makan, Ia makan makanan mentah, langsung muntah. Di hadapan umum ia tetap telan. Setelah makan, ia ke belakang dan muntah. Kembali lagi makan bersama. Setelah beberapa tahun baru ia bisa beradaptasi dengan baik. Try to respect others, try to respect those you love.
(diambil dari buku "Keluarga Bahagia" Pdt. Dr. Stephen Tong).
cinta sejati adalah cinta yang memberikan kasih dan sekaligus membiarkan pihak yang dicintai merasakan kasih. Dalam hal ini tidak mutlak stabil dan tidak mutlak sama waktu. Maksudnya, ada orang yang pada permulaan merasa tidak dikasihi tetapi kemudian baru merasakannya, sehingga memerlukan waktu. Apalagi jika perbedaan umur antara suami dan istri cukup besar. Perasaan seseorang yang berumur 20 sulit mengerti orang yang berusia 25 atau 30 tahun. Perlu waktu untuk menyesuaikan Berarti kasih perlu dibubuhi dengan kesabaran untuk mencapai penyesuaian diri. Saling menyesuaikan diri sangat dibutuhkan. Penyesuaian diri memerlukan pengorbanan, tahan nafsu, waktu yang panjang, inilah kunci kebahagiaan. Banyak orang tidak bahagia dalam kehidupan keluarga hanya dikarenakan kurang sabar. kalau sabar menunggu setengah atau satu tahun saja, keluarga itu akan menjadi baik, tetapi karena tidak mau menunggu waktu, segalanya menjadi rusak. Perlu kesabaran dan menunggu untuk mendapatkan penyesuaian yang akan menghasilkan keindahan.
Cinta berarti mau belajar dari yang berbeda dengan saya dan menghargai. Seorang misionaris pertama kali pergi ke Hokaido. Ia sakit maag dan tidak bisa makan makanan mentah. Dikirim ke suatu kampung dimana makanannya selalu mentah, sayuran dan ikan mentah. Tetapi misionaris ini sudah berjanji untuk melayani disana. Setiap kali makan, Ia makan makanan mentah, langsung muntah. Di hadapan umum ia tetap telan. Setelah makan, ia ke belakang dan muntah. Kembali lagi makan bersama. Setelah beberapa tahun baru ia bisa beradaptasi dengan baik. Try to respect others, try to respect those you love.
(diambil dari buku "Keluarga Bahagia" Pdt. Dr. Stephen Tong).
Kamis, 14 Maret 2013
Doa Yang Palsu - Pdt. Billy Kristanto
Seorang penulis Abad Pertengahan, Bernard of Clairvaux, pernah mengatakan bahwa orang yang katanya suka berdoa sendiri dengan salehnya tetapi setiap kali pertemuan doa bersama tidak pernah mau datang untuk berdoa, orang itu bukan orang yang baik - ia mungkin berbohong atau munafik. Jika kehidupan doa pribadi sangat baik, tidak ada alasan untuk tidak bersama-sama datang berdoa. Ini sama saja dengan mengatakan tidak perlu lagi datang beribadah karena seluruh kehidupannya adalah ibadah. Orang yang berelasi baik dengan Tuhan dalam doa, juga akan menyediakan waktu-waktu khusus untuk berdoa bersama. Tidak mungkin orang bisa berdoa setiap saat, jika orang itu tidak bisa dalam perkara kecil menyediakan waktu khusus untuk berdoa. Gereja yang tidak berdoa tidak akan maju. Gereja itu bisa saja dengan sibuk dengan aktifitas, tetapi bukan mengerjakan pekerjaan Tuhan. Janganlah kita menyamakan pekerjaan Tuhan dengan banyaknya aktivitas.
(diambil dari buku "Ajarlah Kami Bertumbuh" Pdt. Billy Kristanto)
(diambil dari buku "Ajarlah Kami Bertumbuh" Pdt. Billy Kristanto)
Ibadah Yang Salah - Pdt. Billy Kristanto
Sangat menakutkan kalau mimbar dipakai untuk melampiaskan emosi pengkotbah sendiri. Tuhan tidak akan menyertai pemberita seperti itu. Pernah ada pengkotbah yang memaki-maki orang lain di mimbar karena emosinya sendiri. Dalam hal ini bukannya pendengar yang gentar, tetapi pengkotbah itu sendiri, karena ia bukan berkata-kata dari Roh Kudus, melainkan dari emosinya sendiri, sehingga tidak ada ketenangan dalam dirinya. Orang yang dipenuhi Roh Kudus seharusnya tenang dan tidak menegur dengan menjatuhkan, tetapi menegur dan membawa orang kepada pertobatan yang sejati.
Firman Tuhan berkata bahwa yang menghakimi bukan hanya yang berkata-kata, tetapi juga yang mendengarkan. Ini adalah perintah firman Tuhan dan kita tidak boleh tidak taat. Ketika mereka yang memiliki karunia bernubuat mendengarkan tetapi tidak menghakimi, mereka bersalah karena tidak menaati firman Tuhan. Bagian ini sangat jarang dikotbahkan. Apalagi gereja gereja sekarang mengajarkan untuk menaati pimpinan sepenuhnya. Jemaat menjadi semakin takut untuk bersikap kritis karena mereka mengatakan itu adalah suara Tuhan, sehingga hamba Tuhan disamakan dengan Tuhan sendiri. Ini bukanlah kepemimpinan yang diajarkan firman Tuhan. Pemimpin-pemimpin adalah orang yang mempunyai kelemahan sehingga jemaat perlu mendoakan mereka.
(diambil dari buku " Ajarlah kami Bertumbuh" Pdt. Billy Kristanto)
Firman Tuhan berkata bahwa yang menghakimi bukan hanya yang berkata-kata, tetapi juga yang mendengarkan. Ini adalah perintah firman Tuhan dan kita tidak boleh tidak taat. Ketika mereka yang memiliki karunia bernubuat mendengarkan tetapi tidak menghakimi, mereka bersalah karena tidak menaati firman Tuhan. Bagian ini sangat jarang dikotbahkan. Apalagi gereja gereja sekarang mengajarkan untuk menaati pimpinan sepenuhnya. Jemaat menjadi semakin takut untuk bersikap kritis karena mereka mengatakan itu adalah suara Tuhan, sehingga hamba Tuhan disamakan dengan Tuhan sendiri. Ini bukanlah kepemimpinan yang diajarkan firman Tuhan. Pemimpin-pemimpin adalah orang yang mempunyai kelemahan sehingga jemaat perlu mendoakan mereka.
(diambil dari buku " Ajarlah kami Bertumbuh" Pdt. Billy Kristanto)
Rabu, 13 Maret 2013
Apakah ciuman bibir itu termasuk seks? - Pdt. Dr. Stephen Tong
Tentu, Tentu engkau tidak mau mencium paku atau mencium kayu, bukan? Mengapa cium bibir disebut permulaan seks? Bibir memiliki syaraf yang sangat peka. Bibir bertemu dengan bibir akan mengakibatkan rangsangan yang sangat kuat pada alat kelamin. Di sini orang yang sedang pacaran tidak sadar sedang memberikan jalan yang begitu lebar dan lampu hijau kepada Iblis. melalui ciuman bibir yang tiada henti, menyebabkan masing masing dirangsang untuk siap berhubungan seks dan akhirnya sangat mudah dicobai, Itu sebabnya, jangan terlalu berani untuk melakukan pendekatan cium bibir, karena rangsangan itu membawa cinta selangkah demi selangkah maju bercampur berahi seksual, yang tidak akan pernah puas sampai selesai melakukan hubungan kelamin. Saat itulah baru engkau menyesal. Berhentilah melakukan tindakan berciuman di saat berpacaran adalah penguasaan diri yang merupakan buah Roh Kudus.
(diambil dari buku "Rahasia kemenangan dalam cinta dan seks" - Pdt. Dr. Stephen Tong)
(diambil dari buku "Rahasia kemenangan dalam cinta dan seks" - Pdt. Dr. Stephen Tong)
Agama dan Takhyul - Pdt. Dr. Stephen Tong
Banyak orang yang sengaja memakai salah satu unsur agama dan mengubahnya menjadi magic. magic boleh dibagi dua macam, white magic dan black magic. White magic adalah tipu muslihat (trick), sedangkan Black magic mengandung kuasa setan (demonic power). White magic adalah semacam keahlian untuk menipu mata orang lain sehingga dengan mata fisik mereka melihat hal yang mengherankan terjadi, karena belum sanggup menguji dengan matanya sendiri mengenai bagaimana taktiknya. Black Magic memakai kuasa supraalamiah, sehingga orang yang berada didalam lingkaran hukum alam diganggu atau dikuasai oleh kuasa diluar alam; inilah yang dimaksud dengan demonic power atau kuasa dari iblis atas pesuruh-pesuruhnya. maka kita membedakan white magic dengan black magic. Tapi, keduanya bukan agama. Ada pemimpin-pemimpin agama yang sebenarnya bukan nabi dan bukan orang yang diutus Tuhan. namun mereka memakai cara demikian dan menggabungkannya dengan agama
dari buku Iman dan Agama - Pdt. Dr. Stephen Tong.
dari buku Iman dan Agama - Pdt. Dr. Stephen Tong.
5 Ciri Dewasa Dalam Pemikiran 1 Korintus 14:20
Ciri kedewasaan yang pertama adalah melihat Tuhan, bukan manusia. Jemaat Korintus tidak dewasa karena mereka "melihat" kepada Paulus, Apolos, Petrus, sehingga terjadi favoritisme. Jemaat yang memiliki favoritisme terhadap hamba-hamba Tuhan bukanlah jemaat yang dewasa. Orang yang dewasa, kalaupun mendukung pemimpinnya, itu dilakukan bukan karena manusia, melainkan karena Tuhan..
Ciri kedewasaan yang kedua adalah memikirkan orang lain dan demi mereka kita berusaha untuk tidak menjadi batu sandungan. Waktu orang lain mengatakan ada sesuatu yang tidak beres dengan diri kita dan kita malah marah, kita sebenarnya kurang dewasa. Alkitab mengatakan, jika apa yang kita perbuat itu menjadi batu sandungan, kita tidak bisa memakai prinsip privasi. kita harus introspeksi diri dan berubah. Prinsip kasih itu memikirkan orang lain, bukan bersikeras dengan pendapat diri sendiri, ini namanya egois.
Ciri kedewasaan yang ketiga dikaitkan dengan konsep anggota tubuh Kristus. Dewasa berarti kita tahu bagian atau fungsi kita masing-masing. jika kita tidak mengenal diri, kita belum dewasa. jika setelah bertahun-tahun kita masih bingung dimana fungsi kita dalam tubuh Kristus, mungkin saja kita belum dewasa. kita memang perlu bergumul dihadapan Tuhan untuk mengenal fungsi kita masing-masing. Apapun fungsinya kita harus bertekun dan setia mengerjakannya.
Ciri kedewasaan yang keempat adalah menjadi berkat dan membangun orang lain lebih dari sekedar mendapatkan karunia sebanyak-banyaknya. mengapa gereja tertentu miskin sekali karunia rohaninya? Jawaban yang sebenarnya adalah bahwa Alkitab tidak mengajar untuk mengejar karunia rohani sebanyak-banyaknya. Jika kita minder karena hal ini, kita sudah terjebak dalam semangat kompetisi dunia. Ambisi yang kudus seharusnya berkata, "Berapa pun talenta yang Tuhan percayakan, saya akan memakainya menjadi berkat untuk orang lain". ini adalah prinsip kasih. Berapa banyak talenta yang Tuhan beri, itu ada dalam kedaulatan-Nya. kalau Tuhan hanya memberi satu talenta, tugas kita adalah memakai yang satu ini menjadi berkat untuk orang lain
Ciri kedewasaan yang kelima adalah mengerti esensi lebih dari fenomena. Paulus, waktu membahas karunia bernubuat dan berbahasa lidah, tidak hanya membahas sebatas fenomena. Orang yang terus membahas fenomena tidak bisa melihat akarnya. Orang itu terjebak dalam kasus demi kasus. Demikian juga ketika kita belajar menyelidiki diri kita sendiri, jangan hanya melihat segala sesuatu dari fenomena saja. Jika kita hanya mengejar hati nurani saja tetapi tidak mau tunduk kepada firman Tuhan, hati nurani kita akan bersifat sangat subjektif dan akhirnya relatif. Kita pikir kita benar, tetapi ternyata tidak alkitabiah.
Ajarlah Kami Bertumbuh - Billy Kristanto
Ciri kedewasaan yang kedua adalah memikirkan orang lain dan demi mereka kita berusaha untuk tidak menjadi batu sandungan. Waktu orang lain mengatakan ada sesuatu yang tidak beres dengan diri kita dan kita malah marah, kita sebenarnya kurang dewasa. Alkitab mengatakan, jika apa yang kita perbuat itu menjadi batu sandungan, kita tidak bisa memakai prinsip privasi. kita harus introspeksi diri dan berubah. Prinsip kasih itu memikirkan orang lain, bukan bersikeras dengan pendapat diri sendiri, ini namanya egois.
Ciri kedewasaan yang ketiga dikaitkan dengan konsep anggota tubuh Kristus. Dewasa berarti kita tahu bagian atau fungsi kita masing-masing. jika kita tidak mengenal diri, kita belum dewasa. jika setelah bertahun-tahun kita masih bingung dimana fungsi kita dalam tubuh Kristus, mungkin saja kita belum dewasa. kita memang perlu bergumul dihadapan Tuhan untuk mengenal fungsi kita masing-masing. Apapun fungsinya kita harus bertekun dan setia mengerjakannya.
Ciri kedewasaan yang keempat adalah menjadi berkat dan membangun orang lain lebih dari sekedar mendapatkan karunia sebanyak-banyaknya. mengapa gereja tertentu miskin sekali karunia rohaninya? Jawaban yang sebenarnya adalah bahwa Alkitab tidak mengajar untuk mengejar karunia rohani sebanyak-banyaknya. Jika kita minder karena hal ini, kita sudah terjebak dalam semangat kompetisi dunia. Ambisi yang kudus seharusnya berkata, "Berapa pun talenta yang Tuhan percayakan, saya akan memakainya menjadi berkat untuk orang lain". ini adalah prinsip kasih. Berapa banyak talenta yang Tuhan beri, itu ada dalam kedaulatan-Nya. kalau Tuhan hanya memberi satu talenta, tugas kita adalah memakai yang satu ini menjadi berkat untuk orang lain
Ciri kedewasaan yang kelima adalah mengerti esensi lebih dari fenomena. Paulus, waktu membahas karunia bernubuat dan berbahasa lidah, tidak hanya membahas sebatas fenomena. Orang yang terus membahas fenomena tidak bisa melihat akarnya. Orang itu terjebak dalam kasus demi kasus. Demikian juga ketika kita belajar menyelidiki diri kita sendiri, jangan hanya melihat segala sesuatu dari fenomena saja. Jika kita hanya mengejar hati nurani saja tetapi tidak mau tunduk kepada firman Tuhan, hati nurani kita akan bersifat sangat subjektif dan akhirnya relatif. Kita pikir kita benar, tetapi ternyata tidak alkitabiah.
Ajarlah Kami Bertumbuh - Billy Kristanto
Langganan:
Postingan (Atom)