Kamis, 14 Maret 2013

Ibadah Yang Salah - Pdt. Billy Kristanto

Sangat menakutkan kalau mimbar dipakai untuk melampiaskan emosi pengkotbah sendiri. Tuhan tidak akan menyertai pemberita seperti itu. Pernah ada pengkotbah yang memaki-maki orang lain di mimbar karena emosinya sendiri. Dalam hal ini bukannya pendengar yang gentar, tetapi pengkotbah itu sendiri, karena ia bukan berkata-kata dari Roh Kudus, melainkan dari emosinya sendiri, sehingga tidak ada ketenangan dalam dirinya. Orang yang dipenuhi Roh Kudus seharusnya tenang dan tidak menegur dengan menjatuhkan, tetapi menegur dan membawa orang kepada pertobatan yang sejati.

Firman Tuhan berkata bahwa yang menghakimi bukan hanya yang berkata-kata, tetapi juga yang mendengarkan. Ini adalah perintah firman Tuhan dan kita tidak boleh tidak taat. Ketika mereka yang memiliki karunia bernubuat mendengarkan tetapi tidak menghakimi, mereka bersalah karena tidak menaati firman Tuhan. Bagian ini sangat jarang dikotbahkan. Apalagi gereja gereja sekarang mengajarkan untuk menaati pimpinan sepenuhnya. Jemaat menjadi semakin takut untuk bersikap kritis karena mereka mengatakan itu adalah suara Tuhan, sehingga hamba Tuhan disamakan dengan Tuhan sendiri. Ini bukanlah kepemimpinan yang diajarkan firman Tuhan. Pemimpin-pemimpin adalah orang yang mempunyai kelemahan sehingga jemaat perlu mendoakan mereka.

(diambil dari buku " Ajarlah kami Bertumbuh" Pdt. Billy Kristanto)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar