Senin, 01 April 2013

Bagaimana Menghitung Hari-hari Kita (1)


Ada empat  cara menghitung waktu sesuai dengan metematika. Pertama, cara tambah. ini adalah cara menghitung waktu dari orang-orang yang tidak suka berpikir, yang tidak berpengetahuan, dan yang tidak bijaksana. Anak-anak kecil biasanya mempunyai cara ini. Misalnya, waktu tahun baru atau hari ulang tahunnya. seorang anak kecil merasa senang karena umurnya bertambah, karena merasa sudah lebih besar. Tetapi orang tua biasanya tidak senang melewati tahun baru atau ulang tahunnya, karena mereka tidak suka memikirkan kapan mereka akan mati, malah banyak yang merasa takut, karena mengetahui sudah lebih dekat kepada hari kematiaanya. Celakalah kita jikalau setiap hari umur kita bertambah, tetapi tanpa isi atau makna yang ditambahkan kedalam hidup kita. Hari-hari hidup kita akan terus bertambah, tetapi biarlah juga kebijaksanaan, moral, dan iman kita pun bertambah, menjadi arti atau makna di dalam hidup kita. Ada orang yang umurnya panjang sekali, tetapi hidupnya kosong. Di antara pemimpin-pemimpin agama seperti Musa, Abraham, Budha, Yesus Kristus, Mohammad; dan diantara filsuf-filsuf besar seperti Plato, Sokrates, dan Aristoteles, yang paling berumur pendek adalah Yesus Kristus; Dia mati pada umur kira-kira 33 1/2 tahun. Tetapi hidup manusia tidak bergantung pada panjang pendeknya umur, yang penting adalah bobotnya.

(diambil dari buku "Waktu dan Hikmat" - Pdt. Dr. Stephen Tong)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar