Ada empat cara menghitung waktu sesuai dengan
metematika. Pertama, cara tambah. ini adalah cara menghitung waktu dari
orang-orang yang tidak suka berpikir, yang tidak berpengetahuan, dan yang tidak
bijaksana. Anak-anak kecil biasanya mempunyai cara ini. Misalnya, waktu tahun
baru atau hari ulang tahunnya. seorang anak kecil merasa senang karena umurnya
bertambah, karena merasa sudah lebih besar. Tetapi orang tua biasanya tidak
senang melewati tahun baru atau ulang tahunnya, karena mereka tidak suka
memikirkan kapan mereka akan mati, malah banyak yang merasa takut, karena
mengetahui sudah lebih dekat kepada hari kematiaanya. Celakalah kita jikalau
setiap hari umur kita bertambah, tetapi tanpa isi atau makna yang ditambahkan
kedalam hidup kita. Hari-hari hidup kita akan terus bertambah, tetapi biarlah
juga kebijaksanaan, moral, dan iman kita pun bertambah, menjadi arti atau makna
di dalam hidup kita. Ada orang yang umurnya panjang sekali, tetapi hidupnya
kosong. Di antara pemimpin-pemimpin agama seperti Musa, Abraham, Budha, Yesus
Kristus, Mohammad; dan diantara filsuf-filsuf besar seperti Plato, Sokrates,
dan Aristoteles, yang paling berumur pendek adalah Yesus Kristus; Dia mati pada
umur kira-kira 33 1/2 tahun. Tetapi hidup manusia tidak bergantung pada panjang
pendeknya umur, yang penting adalah bobotnya.
(diambil dari buku
"Waktu dan Hikmat" - Pdt. Dr. Stephen Tong)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar